Tentu saja pedagang budak itu tidak mengenali Baginda Raja Harun Al-Rasyid dalam pakaian yang amat sederhana.
“Apa maksud perkataanmu tadi?” tanya Baginda Raja Harun Al-Rasyid dengan wajah merah padam.
“Abu Nawas telah menjual engkau kepadaku dan inilah surat kuasa yang baru dibuatnya,” kata pedagang budak dengan kasar.
“Abu Nawas menjual diriku kepadamu?” kata Baginda Raja Harun Al-Rasyid makin murka.
“Ya!” bentak pedagang budak.
“Tahukah engkau siapa aku ini sebenarnya?” tanya Baginda Raja Harun Al-Rasyid geram.
‘Tidak dan itu tidak perlu,” kata pedagang budak seenaknya.
Lalu ia menyeret budak barunya ke belakang rumah. Sultan Harun Al-Rasyid diberi parang dan diperintahkan untuk membelah kayu.
Begitu banyak tumpukan kayu di belakang rurnah Badui itu sehingga memandangnya saja Sultan Harun Al-Rasyid sudah merasa ngeri, apalagi harus mengerjakannya.