“Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan di dunia ini Paduka yang mulia,” kata Abu Nawas berusaha mengikuti arah pembicaraan Baginda Raja Harun Al Rasyid.
“Kalau menurut pendapatmu hal itu tidak mustahil diwujudkan maka aku serahkan sepenuhnya tugas ini kepadamu,” kata Baginda Raja Harun Al Rasyid puas.
Abu Nawas pun terperanjat. la menyesal telah mengatakan kemungkinan mewujudkan istana di awang-awang.
Baca Juga: Cerita Abu Nawas Membagi 5 Butir Telur untuk 3 Orang Secara Adil tanpa Dipecah, Ini Ide Cerdasnya
Tetapi nasi telah menjadi bubur. Kata-kata yang telah terlanjur didengar oleh Baginda Raja Harun Al Rasyid tidak mungkin ditarik kembali.
Baginda Raja Harun Al Rasyid memberi waktu Abu Nawas beberapa minggu. Rasanya tak ada yang lebih berat baginya kecuali tugas yang diembannya sekarang.
Jangankan membangun istana di langit, membangun sebuah gubuk kecil pun sudah merupakan hal yang mustahil dikerjakan.
“’Hanya Tuhan saja yang mampu melakukannya,” gumam Abu Nawas.
Hari-hari berlalu seperti biasa tak ada yang dikerjakan Abu Nawas kecuali memikirkan bagaimana membuat Baginda Raja Harun Al Rasyid merasa yakin kalau yang dibangun itu benar-benar istana di langit. Seluruh ingatannya dikerahkan dan dihubung-hubungkan.
Abu Nawas bahkan berusaha menjangkau masa kanak-kanaknya. Sampai ia ingat bahwa dulu ia pernah bermain layang-iayang.