Penelitian ilmiah kemudian menunjukkan bahwa kelelawar buah adalah reservoir alami dari virus Nipah, dan hewan perantara seperti babi bertindak sebagai perantara penyebaran virus ini kepada manusia.
Di Malaysia, praktik-praktik pertanian yang kurang higienis, seperti pemeliharaan babi di dalam hutan, meningkatkan risiko penularan virus ini kepada manusia.
Pertanian dan Penularan Virus Nipah
Dikutip MEDIA BLORA dari berbagai sumber, Kaitan antara pertanian dan penularan Virus Nipah dapat dijelaskan dalam beberapa cara:
1. Kontak Manusia dengan Hewan Terinfeksi
Pertanian yang melibatkan kontak dekat antara manusia dan hewan, seperti babi, meningkatkan risiko penularan virus ini.
Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui kontak dengan air liur, urine, atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
2. Perubahan Lingkungan
Penggundulan hutan dan perubahan lingkungan alami dapat mempengaruhi habitat kelelawar dan hewan perantara, yang dapat mengakibatkan peningkatan kontak dengan manusia.
3. Praktik Pertanian yang Kurang Higienis