"Setiap daerah punya karakteristik yang berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu dan anak. Terutama penanganan pra dan pasca ibu melahirkan saat berada di klinik bersalin, puskesmas, dan rumah sakit," tambah Hery.
Hery melanjutkan, jika 63 persen kematian ibu dan bayi di Jawa Tengah terjadi pada usai 0-42 hari setelah persalinan.
Maka dari itu, sangat penting untuk meningkakan kualitas pelayanan di klinik, puskesmas, dan rumah sakit juga sangat mempengaruhi.
"Penyebab terbesar yang mengakibatkan ibu meninggal setelah melahirkan dikarenakan pendarahan. Jumlahnya sebanyak 33 persen. Sedangkan di urutan kedua karena hipertensi sebesar 27 persen. Sisanya karena infeksi, kardiovaskuler, dan lain-lain," kata Hery.
Tak hanya itu, Angka Kematian Balita (AKABA) di Jawa Tengah pada tahun 2021 sampai dengan triwulan III dilaporkan sebanyak 3.224 kasus.
Ada beberapa penyebab kematian balita yaitu pneumonia, penyakit bawaan, diare, cedera, campak dan malaria di daerah endemis.
Selain itu, cara mengasuh juga menjadi faktor penyumbang kasus kematian pada balita.
Menurut Hery masih perlu memberikan edukasi dan peningkatan pemahaman pada orang tua dan pengasuh untuk menerapkan pola asuh secara benar kepada balita.***