Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ciptakan Kaus untuk Memperlancar Produksi ASI

23 Agustus 2021, 23:31 WIB
Ilustrasi ASI /freepik.com/senivpetro

MEDIA BLORA - Air susu ibu (ASI) diberikan sejak bayi lahir ke dunia hingga berusia enam bulan. Para ibu pada masa kadang-kadang merasa air susu ibu (ASI) mereka kurang lancar.

Padahal selama periode tersebut, disarankan kepada orang tua untuk hanya memberi ASI kepada bayi, tanpa tambahan asupan apa pun. Sebab, ada banyak manfaat ASI eksklusif yang bisa didapatkan oleh bayi.

Air susu ibu mengandung zat antibodi pembentuk kekebalan tubuh yang bisa membantunya melawan bakteri dan virus.

Baca Juga: JPU KPK Tuntut 11 Tahun Penjara, Majelis Hakim Vonis Juliari Batubara 12 Tahun Penjara dan Denda Rp500 Juta

Hal-hal ini yang membuat tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah yogyakarta menciptakan kaus khusus untuk memperlancar produksi ASI. Sebagimana dikutip MEDIA BLORA dari suaramerdeka.com dengan judul artikel Ciptakan Kaus Khusus Pelancar ASI.

AIR susu Ibu (ASI) mengandung banyak manfaat yang tidak tergantikan. Salah satunya sebagai imunisasi pertama bagi bayi karena ASI memiliki zat kekebalan tubuh dan imunoglobin.

Pada dasarnya, ASI memiliki antibodi yang secara alami terbentuk serta menyesuaikan kebutuhan bayi setiap saat, meskipun saat bayi sedang dalam keadaan sakit. ”Namun sayang, cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih belum memenuhi target.

Terutama, pada tahun 2011 yang hanya mencakup 17% dan pada 2012 mencakup 27%,” ungkap mahasiswa UMY, Ryas Surya Aji Andinni mewakili timnya yang membuat inovasi pengelolaan ASI.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Ikatan Cinta, Tunjukan Bahwa Kamu Penggemar Sejati

Dia yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM KC) UMY, tergerak untuk menciptakan alat pembantu melancarkan ASI karena banyak ibu yang produksi ASI-nya terhambat.

Mereka juga menciptakan modern reast pump with oxytocin pole massage untuk ibu yang baru melahirkan (postpartum). Khususnya, para ibu yang memiliki hambatan saat akan memproduksi ASI.

Berupa Bra

Ryas Surya Aji Andinni, Dhendy Dafeta Mahardicha, Ade Lismi Niímatul Hijjah, Fakhrul Dewantoro, dan Elsa Lisyotrini bersama pendamping Erika Loniza ST MEng membuat alat ini menggunakan komponen elektronika modern yang mudah didapat di pasaran.

”Alat yang kami buat berbentuk bra dengan titik pijat menggunakan motor. Bra ini kemudian dirancang dan dibuat menjadi kaus.

Baca Juga: 400 Universitas Bereputasi Tinggi Dunia Jalin Kerja Sama dengan UGM

Bahan yang dipilih pun menggunakan bahan yang nyaman dipakai. Alat ini khusus untuk ibu yang menderita hambatan dalam memproduksi ASI.

Tujuannya, agar produksi ASI lancar dan para ibu yang memiliki masalah tersebut tidak khawatir lagi kekurangan ASI untuk bayinya. Alat ini juga memberikan manfaat waktu yang efisien untuk pengeluran air susu,” papar Ryas yang juga mahasiswa Prodi Teknologi Elektro-Medis UMY itu.

Dalam proses pembuatannya, tim mengalami kesulitan karena kondisi pandemi dan PPKM Darurat.

Riset juga tidak dapat dijalankan secara bersama-sama oleh anggota kelompok di laboratorium. hal ini terjadi karena selama pandemi, terlebih pandemi, segala kegiatan yang bakal menimbulkan kerumunan di larang untuk mencegah penularan Covid-19.

Kendala juga mereka jumpai dalam proses pembelian bahan. Terkadang, toko yang mereka tuju tutup selama PPKM Darurat.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Disdik Blora Rakor Terbatas Kegiatan Belajar Mengajar PJJ atau PTM?

Meskipun demikian, segala hambatan tersebut dapat diatasi dengan keras dan kerja sama tim yang kompak. Riset bisa dilakukan secara terpisah, namun hasilnya dapat dianalisis bersama lewat berbagai cara.

Kondisi riset juga menjadi semakin lebih baik, karena sebagian besar bahan baku kaus khusus pelancar produksi ASI tersebut mudah dijumpai di pasaran. Desain bra dan proses menjahit menjadi kaus khusus mereka lakukan sendiri.

Untuk menyelesaikan berbagai proses, mulai dari desain hingga produksi kaus khusus tersebut, tim memerlukan waktu tiga bulan.

Ketika kaus khusus pelancar ASI sudah jadi, Ryas dan teman-temannya kemudian melaksanakan uji coba pada sukarelawan.

Hasilnya, kaus dapat mengatasi hambatan permasalahan produksi ASI para ibu yang baru saja melahirkan tetapi mengalami hambatan.

Selain produksi ASI menjadi lancar, kaus juga terbukti aman digunakan. Saat ini, kaus belum bisa dipasarkan secara luas. Sebab, untuk bisa masuk pasar, ada berbagai tahap yang harus dilalui, termasuk uji keamanan produk yang lebih mendalam.

Karena itu, tim terus berusaha menyempurkan karya mereka agar kelak benar-benar siap dipasarkan. Tim mahasiswa UMY itu juga berencana menyumbangkan hasil karya mereka ke klinik ibu dan anak terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.*** (Agung Priyo Wicaksono/Suara Merdeka)

Editor: Moch Eko Ridwan

Sumber: Suara Merdeka

Tags

Terkini

Terpopuler