Ritual Suci Tumpek Landep Selesai Dilaksanakan Masyarakat Bali

- 6 November 2022, 19:28 WIB
Ilustrasi Hari Tumpek Landep ( Dok. Madedewastra )
Ilustrasi Hari Tumpek Landep ( Dok. Madedewastra ) /

Kecerdasan dan kecermatan dalam berpikir ini, lanjut Tontra, sangat diperlukan agar manusia bisa mawiweka atau memiliki wiweka atau kemampuan untuk menimbang benar dan salah atau baik dan buruk.

Pada umumnya benda-benda yang diupacarai saat Tumpek Landep berbahan dasar logam dan masuk katagori alat persenjataan tradisional seperti keris, tombak, pedang, pisau, dan lainnya.

Dalam tradisi masyarakat agraris, Tumpek Landep menjadi hari yang baik untuk mengupacarai berbagai alat pertanian.

Namun belakangan, berbagai perangkat produk teknologi yang berunsurkan logam pun turut diupacarai saat Tumpek Landep. Mulai dari motor, mobil, televisi, komputer, dan sebagainya.

Benda benda tersebut diupacarai karena dianggap telah membantu memudahkan aktivitas kehidupan manusia. Hal itu menjadikan Tumpek Landep sarat simbol sebagaimana hari suci umat Hindu di Bali lainnya.

Benda-benda atau peralatan yang bisa membantu manusia untuk mencapai tujuannya, seperti pisau untuk majejahitan atau membuat banten, keris, begitu juga dengan mobil yang ada di zaman modern seperti sekarang dipercikkan tirta," atau air suci.

Pelaksanaan Tumpek Landep bukan berarti untuk menyembah logam atau besi. Upacara terhadap berbagai senjata maupun produk teknologi itu bertujuan untuk memohon tuah agar keberadaannya berguna bagi kehidupan sehari-hari manusia.

Upacara paling inti saat Tumpek Landep adalah banten Sesayut Jayeng Perang. Banten ini juga dikenal dengan nama Sesayut Pasupati.

Baca Juga: Didesain Arsitek Asal Bali, Monumen G20 Jadi Landmark Ikonik Warnai KTT di Bali

Kata sesayut berasal dari kata 'Ayu' yang artinya selamat dan 'Jayeng Perang' artinya menang dalam peperangan. Perang atau yang dimusuhi dalam hal ini adalah persoalan hidup.

Halaman:

Editor: Muhammad Ma`ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah